Rabu, 19 Juni 2013


TUGAS MID MK EKONOMI POLITIK EROPA

             Komentar dosen :      


                    




SAYA YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI :
NAMA                           : FREDERIKUS KUTANGGAS
STB                                : 45 10 023 005
MENGATAKAN BAHWA TULISAN YANG SAYA BUAT INI BELUM PERNAH DI  
TERBITKAN OLEH SIAPANPUN JUGA BAIK DALAM DI MEDIA CETAK  
MAUPUN ONLINE.

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK(FISIP)
                                UNIVERSITAS”45”MAKASSAR           







ANALISIS :IMF MENGAKU TELAH SALAH MENANGANI KRISIS YUNANI
Era globalisasi dan liberalisasi diberbagai bidang yang mengintegrasikan berbagai Negara kedalam suatu organisasi ataupun institusi Internasional semakin sering dan telah menjadi bagian dari pemenuhan kepentingan nasional setiap Negara didunia.organisasi Internasional yang hadir dengan berbagai “label”ataupun tujuan yang menjanjikan untuk membantu pemenuhan kepentingan nasional suatu Negara memberikan harapan dan kepercayaan bagi berbagai Negara didunia untuk tergabung dalam intitusi tersebut agar memperoleh bantuan ekonomi ataupun bantuan lainnya dalam rangka peningkatan kesejateraan domestic negaranya,dengan tergabung dengan suatu organisasi internasional berarti secara yuridis Negara tersebut telah menyerahkan sebagian Kedaulatan negaranya untuk di “Intervensi”oleh organisasi Internasional dimana Negara  tersebut  bergabung.intervensi itu jelas dan nyata dalam berbagai kebijakan domestic nasionalpun di campuri oleh organisasi itu.Nah hal ini yang terjadi pula di yunani pada beberapa Tahun terakhir ini.
Seperti yang kita ketahui pada  hari rabu minggu kemarin Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) mengakui kegagalannya dalam menyelamatkan Yunani dari resesi mendalam melalui dana talangan tahap pertama,tiga tahun lalu yaitu pada tahun 2010.

Hal inilah yang menjadi pertimbangan IMF mengucurkan kembali dana talangan jilid kedua ke Yunani dengan jumlah lebih besar dari tahap pertama. Lembaga keuangan multinasional itu yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu mengakui pihaknya bersama dua kreditor lainnya, Uni Eropa (Eropean Union) dan bank sentral Eropa (Eropean Central Bank ), belum siap menghadapi krisis utang di Yunani dan menemui pilihan berat. Karenanya, IMF menegaskan akan meninjau kembali dana talangan ke Yunani pada tahun 2010.
IMF menilai adanya sejumlah masalah koordinasi dengan Komisi Eropa (UE) dan ECB. Menurut IMF, Komisi UE terlalu fokus terhadap masalah Eropa ketimbang situasi di Yunani sendiri. "Keahlian lembaga di Eropa lemah dalam menyusun rekomendasi kebijakan.
IMF terus-menerus diserang oleh sejumlah negara anggota terkait dengan pengucuran dana talangan dalam jumlah besar ke Yunani. Padahal, IMF mengklaim langkah itu dimaksudkan akan menghentikan penyebaran efek domino dari krisis Yunani ke seluruh Eropa. "Adanya tekanan akan kebutuhan untuk mendukung Yunani menjadi kekhawatiran tersendiri bahwa utang tidak berlanjut dengan profitabilitas tinggi,"

IMF didesak untuk menurunkan standar dan menyetujui bailout, meskipun mereka mengakui sempat optimistis. Kini kepercayaan pasar berada pada level terendah ketika sistem perbankan kehilangan 30 persen deposito dan perekonomian mengalami resesi lebih dalam dari perkiraan. Bahkan,angka pengangguran terus meningkat dan menyentuh rekor baru.


"Utang publik terus meningkat dan akhirnya perlu dilakukan restrukturisasi, daya saing sedikit membaik di balik penurunan upah, namun reformasi struktural tersendat dan keuntungan produktivitas semakin sulit diharapkan
(http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/121144)
Pengakuan IMF ini tentunya mendapat Kecaman dari masyarat Yunani dimana Banyak warga kecewa dengan pengakuan IMF tentang keterlambatan respon dalam penyelesaian krisis hutang Yunani. Mulai dari pejabat hingga golongan miskin menilai error tersebut telah berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Ekspresi kekecewaan juga diperlihatkan oleh kepala pemerintahan, yang dipaksa mengambil kebijakan pahit berupa efisiensi kejam berskala nasional dalam dua tahun terakhir. "Kami menjadi korban dari kekeliruan mereka selama bertahun-tahun," ujarnya kepada reporter saat mengunjungi Finlandia kemarin. Media juga tidak kalah mengkritisi IMF dengan membuat tajuk bernada kecaman sesaat setelah realita itu terungkap. "IMF akhirnya mengakui kejahatan mereka," demikian bunyi headline surat kabar Avgi di halaman depan.
Sejak menjalani efisiensi nasional, jumlah pengangguran di Yunani melonjak nyaris 27% dan tren bunuh diri makin menjadi. Efek pengangguran terburuk menerpa kamu muda dengan rasio warga tanpa pekerjaan mencapai 60% dari total usia produktif di negeri dewa dewi tersebut.
Poin utama dari studi IMF menyatakan bahwa terdapat kekeliruan dalam langkah pemaksaan bagi investor untuk menerima kerugian dari surat hutang beracun Yunani tahun 2011 silam atau 'haircuts'. Pemaksaan kerugian seharusnya bisa dilakukan lebih dini jika otoritas mau mengakui bahwa program awal tidak berjalan lancar. Dengan begitu, maka porsi pemangkasan anggaran Yunani tidak sebesar sekarang karena jumlah pinjaman mereka kepada pihak Eropa tidak akan menggelembung. Hasil studi kian memperkuat opini akan adanya pertentangan di IMF, baik secara internal maupun dengan Uni Eropa. Beberapa pejabat IMF dan pemerintah Eropa (khususnya Jerman) sudah sejak lama mengajukan wacana 'haircuts' bagi surat hutang Yunani, namun ide itu mendapat perlawanan dari beberapa pejabat penting lainnya, yang meyakini Yunani bisa diselamatkan.
Dana moneter dan Uni Eropa menutup mata dalam menyikapi kondisi Yunani. Proyeksi pertumbuhan mereka terhadap negara tersebut tidak realistis karena situasi fiskal Athena terlanjur memburuk. IMF memang sudah berargumen ke publik bahwa pihak otoritas telah menyepelekan dampak berantai dari pemangkasan anggaran terhadap perekonomian negara itu. Namun sesungguhnya otoritas justru menghadapi masalah yang lebih besar di sana, karena peta administrasi pemerintahan Yunani jauh lebih buruk ketimbang apa yang terlihat dari luar.
Tidak lama sesudah menyadari bahwa bailout pertama tidak bekerja sesuai harapan, IMF dan Uni Eropa kembali mengucurkan dana talangan ke-dua senilai 172 miliar Euro pada bulan Februari 2012. Jumlah itu termasuk dalam total biaya restrukturisasi hutang swasta sebesar 200 miliar Euro. Krisis Yunani merupakan peristiwa kebangkrutan terbesar dalam sejarah dan memberikan pelajaran berarti kepada pemangku kebijakan Eropa.(http://www.monexnews.com/world-economy)

Melihat fenomena krisis yang terjadi di yunani dan kesalahan fatal yang dilakukan oleh Intitusi Keuangan Internasional(IMF),maka menurut saya ada banyak hal penting yang dapat menjadi pelajaran bagi berbagai Kepala Pemerintahan didunia,adapun pelajaran yang dapat di petik dari error solution tersebut  adalah Persoalan domestic suatu Negara tidak mudah dan bahkan tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan solusi yang ditawarkan oleh pihak ekstern dalam hal ini Pemerintah Yunani seharusnya tidak menerima  begitu saja Solusi yang ditawarkan Pihak IMF karena kondisi Krisis yang terjadi dalam negeri Yunani tidak sepenuhnya di Ketahui oleh Pihak IMF ini merupakan salah satu penyebab solusi yang ditawarkan oleh IMF salah dan tidak berhasil mengatasi Krisis d Yunani dan hal ini sangat berdampak kepada masyarakat Yunani yang semakin menderita dengan kebijakan yang diterapkan sesuai dengan Solusi dari IMF. Menurut saya yang mengetahui Persoalan akibat krisis tentunya pemerinta Yunani sehingga seharusnya Pemerintah Yunani yang mengeluarkan Kebijakan tertentu guna mengatasi Krisis domestiknya tanpa diintervensi oleh Pihak luar yang bukanya memperbaiki malah ikut merusak Perekonomian Yunani yang terus mengalami keterpurukan akibat krisis.sebagai intitusi Moneter terbesar di dunia IMF harus lebih




Referensi :

-          http://www.democracynow.org
-          http://koranjakarta.com/index.php/detail/view01/121144.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar